Ini fakta-fakta mengejutkan soal Indofarma, BUMN Medis-Obatan yang tidak hanya Merasakan kesulitan keuangan hingga tidak sanggup bayar gaji karyawan, tapi juga terjerat Pinjol. Foto/Dok
Di itu Anggota Wakil Rakyat, Rieke Diah Pitaloka mengutarakan, masalah Di Untuk Indofarma yang mengakibatkan total kerugian sebesar Rp459,6 miliar. Kerugian tersebut diakibatkan Sebab adanya transaksi jual beli fiktif.
Rieke lantas mempertanyakan adanya permasalahan pinjol, apakah Indofarma melakukan pinjol atau dana Untuk Indofarma digunakan Untuk pinjol?. Usai mendengar jawaban Direktur Utama Indofarma, Yeliandriani yang hadir Untuk Diskusi tersebut, Politikus Partai Sistem Pemerintahan Indonesia Perjuangan (PDIP) itu dibuat kaget Bersama fakta yang didengarnya.
3 Fakta BUMN Indofarma yang rugi sampai utang pinjol miliaran Idr
1. Utang Menggunung dan Rugi Ratusan Miliar
Kinerja keuangan Indofarma mulai Merasakan tekanan Dari Wabah Internasional Covid-19. Indofarma sebagai anggota holding meraih laba bersih Di kuartal II tahun 2020 sebesar Rp4,7 miliar.
Angka ini juga menurun signifikan bila dibandingkan kuartal II 2019 yang menorehkan keuntungan Di angka Rp7,96 miliar. Meski begitu, Indofarma menargetkan keuntungan perseroan hingga akhir 2020 sebesar Rp22,3 miliar.
Indofarma (INAF) berhasil memangkas kerugian Di kuartal III-2020. Adapun rugi perseroan tercatat sebesar Rp18,8 miliar atau turun 45,80% Untuk periode yang sama tahun Sebelumnya Itu Rp34,8 miliar.
Performanya terus menyusut hingga entitas BUMN Medis-Obatan ini mengaku belum membayar gaji karyawan Di periode Maret 2024. Sejumlah alasan muncul, termasuk tidak adanya kecukupan dana Untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Kewajiban pembayaran utang masih menjadi batu kerikil fundamental perusahaan. Proses restrukturisasi Indofarma Di ini berada Untuk status Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Sambil, berdasarkan putusan Lembaga Proses Hukum Niaga PN Jakarta Pusat Di 29 Februari 2024.
Kendati proses PKPU tidak terlalu berdampak Di operasional perusahaan, tetapi arus kas yang terbatas menjadi penghambat Untuk memenuhi kewajiban Di pos administratif.
Hingga September 2023, INAF mencatatkan rugi bersih senilai Rp191,69 miliar, Menimbulkan Kekhawatiran Untuk periode sama tahun Sebelumnya Itu Rp183,11 miliar. Situasi ini terjadi sejalan Bersama Penurunan Permintaan bersih mencapai Rp445,70 miliar, Untuk Sebelumnya Itu Rp904 miliar. Margin laba kotor sangat tebal, Supaya tersisa laba bruto senilai Rp10,23 miliar.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: 3 Fakta BUMN Indofarma Terjerat Pinjol Rp1,26 Miliar Pakai Nama Karyawan