Komunitas Kebaya Menari Susuri Sejarah Kebaya Ke Thailand, Singapura, dan Malaysia

Komunitas Kebaya Menari Mutakhir saja Melakukan Kelana Kebaya-Susur Serumpun yang merupakan misi Kekayaan Budaya Dunia meniti tapak kebaya Ke Bangsa-Bangsa serumpun pengusung Kebaya Goes to Unesco. Foto/Dok. SINDOnews

JAKARTA – Komunitas Kebaya Menari Mutakhir saja Melakukan Kelana Kebaya-Susur Serumpun yang merupakan misi Kekayaan Budaya Dunia meniti tapak kebaya Ke Bangsa-Bangsa serumpun pengusung Kebaya Goes to Unesco. Perjalanan Kebaya Kelana-Susur Serumpun terselenggara Bersama baik berkat Pemberian Kemendikbud dan Bank DKI.

Perhelatan yang berisi tukar informasi sejarah perjalanan hingga pelestarian kebaya Ke Thailand, Singapura & Malaysia berlangsung Pada sepuluh hari, Dari akhir Juni 2024. Kota-kota yang disinggahi adalah Bangkok, Phuket, Singapura, Kuala Lumpur, dan Melaka.

Kendati bukan ibu kota, Phuket dan Melaka juga menjadi destinasi Kebaya Kelana-Susur Serumpun. Kota-kota tersebut memegang peranan penting sebagai kota asal usul kebaya. Keduanya merupakan kota pelabuhan yang menjadi titik persinggahan kaum pedagang. Ke sinilah kebaya, bordiran, dan batik meninggalkan jejaknya. Upaya menelusuri jejak sejarah kebaya Ke tiga Bangsa tersebut dilakukan Bersama menjumpai para narasumber yang berkompeten Ke masing-masing Bangsa.

Menurut Ruedee Pumphathorn, pakar sejarah Kekayaan Budaya Dunia kebaya Untuk Phuket, kebaya Ke Thailand, terutama Ke Phuket Dibagian selatan banyak dipengaruhi Kekayaan Budaya Dunia Cina. Phuket merupakan jalur perdagangan Antara Thailand dan Cina, yang juga Memperoleh pengaruh Untuk kerajaan Sriwijaya. “Kebaya Thailand mirip Bersama kebaya kerancang atau kebaya encim Untuk Betawi yang juga Memperoleh pengaruh Untuk Cina” ujarnya.

Upaya pelestarian kebaya Ke Phuket dilakukan Bersama mengajak generasi muda Untuk terlibat Untuk mendesain motif-motif kain. Ke Singapura, Oniatta yang merupakan pengusaha dan pemerhati kebaya sangat peduli Pada lingkungan. Supaya produk-produk kebaya dibuat menggunakan bahan yang ramah lingkungan.

Oniatta banyak terinspirasi Bersama ibunya yang berusia 82 tahun Untuk hal bagaimana berkebaya yang mencerminkan sesuatu yang “finesse” atau kehalusan berbusana.

Sedangkan Ke Kuala Lumpur, Puan Zubaedah Sual, seorang maestro kebaya Melayu menceritakan tentang Kearifan Lokal berkebaya yang banyak dilakukan Komunitas Ke Malaysia. Penasehat Musium Tekstil Bangsa tersebut menjelaskan bahwa kebaya yang banyak dipakai Ke kalangan Melayu Malaysia adalah kebaya panjang dan ini berbeda Bersama baju kurung.

Untuk persinggahan perjalanan Kebaya Kelana-Susur Serumpun Ke Kota Melaka, komunitas ini menggali sejarah Kebaya Malaysia Untuk Cedric Tan. Ia merupakan seorang tokoh Peranakan Baba Nyonya Melaka.

Selain memaparkan sejarah kebaya peranakan Ke Malaysia, ia pun menyampaikan bahwa komunitas kebaya Untuk Indonesia patut menjadi inspirasi Untuk komunitas Ke Melaka Untuk bergerak mengaktifkan Kekayaan Budaya Dunia berkebaya.

Selain pertukaran informasi, komunitas Kebaya Menari juga Melakukan pertunjukkan tarian Nusantara. Beberapa tarian seperti Hanuraga Untuk Yogyakarta, Nandak Jentik Untuk Betawi dan Legong Lasem Peliatan Untuk Bali yang dibawakan Bersama komunitas Kebaya Menari.

Ke Samping itu juga ditampilkan Mode show Untuk beberapa desainer kebaya Indonesia, yaitu Arsita Craft by Arsita Resmisari, Marita Boutique & Modiste by Etty Nafis, Dina Embroidery dan Roemah Kebaya Vielga.

(poe)

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Komunitas Kebaya Menari Susuri Sejarah Kebaya Ke Thailand, Singapura, dan Malaysia