Kurs Mata Uang (kurs) Idr ditutup menguat Ke perdagangan hari ini, Kamis (11/7/2024). FOTO/dok.SINDOnews
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Matauang Asing AS diperdagangkan Di kisaran yang ketat Ke hari Kamis Setelahnya kesaksian awal Powell Hingga hadapan Kongres, Didalam ketua The Fed menandai melemahnya pasar tenaga kerja Terbaru-Terbaru ini sebagai faktor yang Lebih penting Di memutuskan kapan Pengatur Moneter AS Berencana mulai memangkas suku bunga.
“Powell juga mengatakan penurunan suku bunga tidak tepat sampai The Fed memperoleh ‘keyakinan yang lebih besar’ bahwa Fluktuasi Harga Di target 2 persen. Tetapi Didalam menyebutkan bahwa peningkatan Fluktuasi Harga bukanlah satu-satunya risiko yang dihadapi Pengatur Moneter,” tulis Ibrahim Di risetnya, Kamis (11/7/2024).
Ketua The Fed tersebut dapat Disorot Di Menyusun landasan Untuk penurunan suku bunga Ke bulan September. Powell Berencana kembali Hingga Washington Ke Rabu malam, dan para pedagang Berencana mencari penyempurnaan Lebih Jelas Di komentarnya menjelang data penting Fluktuasi Harga konsumen Ke hari Kamis.
Data Fluktuasi Harga indeks harga produsen Jepang Menunjukkan bahwa Kendati Fluktuasi Harga pabrik Menimbulkan Kekhawatiran Ke bulan Juni, Fluktuasi Harga tersebut masih relatif lemah, Agar menambah keraguan mengenai apakah Bank of Japan Berencana Memperoleh cukup dorongan Untuk terus melakukan pengetatan Keputusan.
Fluktuasi Harga CPI Tiongkok menyusut Ke bulan Juni, mencerminkan rendahnya kepercayaan konsumen Untuk berbelanja. Fluktuasi Harga PPI Hingga Bangsa tersebut membaik, menyusut Ke laju paling lambat Dari bulan Februari 2023, Tetapi masih Menunjukkan bahwa disinflasi Tiongkok masih terus terjadi.
Didalam sentimen domestik, realisasi Bantuan Penurunan Nilai Mata Uang dan kompensasi energi tahun 2024 Berencana membengkak. Peningkatan ini didorong Didalam fluktuasi Indonesian Crude Price (ICP), Kurs Mata Uang Idr, serta peningkatan volume LPG dan listrik bersubsidi.
Ke semester I 2024, realisasi Bantuan Penurunan Nilai Mata Uang dan kompensasi energi mencapai Rp 155,7 triliun, dibandingkan Didalam Rp 161,9 triliun Ke periode yang sama tahun lalu, Menunjukkan penurunan 3,8 persen. Tetapi, angka ini belum memasukkan kompensasi yang Berencana dihitung Ke semester II.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Idr Berotot Lawan Matauang Asing, Ditutup Menguat Hingga Rp16.194