Pemerintah diimbau Bagi Mengkaji matang-matang Keputusan Bagi menaikkan bea Produk Impor hingga 200%. FOTO/dok.SINDOnews
Anggota Dewan Pakar DPP Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS), Mengungkapkan Ide pemerintah Bagi menaikkan bea masuk hingga 200% terutama Barang Dagangan Bersama China, haruslah dipertimbangkan Bersama sebaik-baiknya dan Mengkaji semua sektor.
“Ada hal yang harus dipertimbangkan Dari pemerintah Sebelumnya menaikkan bea masuk Produk Impor. Yaitu, dampaknya Ke Komunitas konsumen, industri dan perdagangan Untuk negeri,” kata BHS, dikutip Kamis (11/7/2024).
Ia menyampaikan jika Barang Dagangan Dari Sebab Itu Bersama luar negeri, khususnya Bersama China atau Bangsa lain dinaikkan bea masuknya, maka tidak menutup kemungkinan Bangsa tersebut Akansegera mencari cara Bagi menaikkan pendapatan negaranya Bersama Produk Ekspor Barang Dagangan mereka Hingga Bangsa kita, terutama Bagi bahan baku sektor industri Hingga Untuk negeri.
Sebagai contoh, Hingga industri tekstil Di ini Hingga Indonesia banyak Membahas bahan baku produksi Bersama China. Industri tekstil Hingga Indonesia mengimpor bahan baku Di 80% Bersama China yang menjadi ongkos biaya produksi. Beban biaya bahan baku Membahas porsi Di 70% Bersama total biaya produksi. Sedangkan Hingga Bangsa tetangga seperti Malaysia, ketergantungan bahan baku Produk Impor Hingga industri tekstilnya hanya Di 60%, dan Hingga Vietnam hanya Di 50%.
“Apabila Pemerintah China membalas menaikkan harga komponen bahan baku, maka ini Akansegera menjadi beban harga produk tekstil Hingga Indonesia yang Akansegera Lebihterus Menimbulkan Kekhawatiran. Agar Komunitas sulit menjangkau daya beli Bagi produksi industri Hingga Untuk negeri, maka produk industri Untuk negeri Akansegera hancur Lantaran Komunitas Indonesia tidak mampu membeli,” paparnya.
Harga tekstil Produk Impor Bersama China yang dinaikkan hingga 200% juga Akansegera membebani daya beli Komunitas yang ada Hingga Untuk negeri. Dan akhirnya perdagangan total hasil Bersama industri Untuk negeri kita tidak terjangkau Dari Komunitas, serta hasil industri Bersama China pun tidak terjangkau Dari Komunitas dan bisa membawa dampak kehancuran perdagangan tekstil Hingga Untuk negeri.
“Ini tentu bisa mengakibatkan kehancuran industri dan perdagangan yang ada Hingga Untuk negeri ini, Agar mengakibatkan pengangguran yang demikian besar dan tentu membawa dampak Kesenjangan Ekonomi serta keterpurukan Peningkatan Ekonomi,” tambahnya.
Baca Juga: 10 Alasan Harga Barang Dagangan Produk Impor Bersama China Lebih Murah Ketimbang Buatan Lokal Indonesia
BHS meminta pemerintah Bagi lebih memikirkan dampak Bersama penetapan kenaikan bea Produk Impor ini secara lebih luas. Seharusnya pemerintah Membahas Keputusan alternatif Bersama menurunkan ongkos biaya produksi industri Untuk negeri, terutama sektor industri Bagi kebutuhan pokok seperti tekstil, alat Agrikultur, pupuk, dan lain lain Bersama menurunkan biaya energi terutama listrik.
Hingga Malaysia harga listriknya 60% lebih murah daripada Indonesia. Demikian juga beberapa Bangsa tetangga Hingga Organisasiregional lain, juga energi gas yang Di ini gas Hingga Indonesia dijual Hingga industri Bersama harga USD8-USD12 per MMBTU. Sedangkan Bangsa Bangsa seperti China, Malaysia, menjual harga gas nya Hingga industrinya Di USD3 kebawah.
“Padahal Indonesia adalah penghasil Barang Dagangan Energi terbesar Hingga Asia Tenggara, Malahan nantinya Mungkin Saja Hingga Asia ataupun dunia,” pungkasnya.
(nng)
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Kenaikan Bea Masuk 200% Produk Impor Bersama China Dinilai Bisa Berdampak Buruk