Yogyakarta –
Ikan wader Dari Sebab Itu menu andalan banyak Rumah makan tradisional. Akan Tetapi keberadaan menu ini bisa Dari Sebab Itu Lebih langka Lantaran Penduduk Dunia ikan wader yang jauh berkurang. Ini kata pakar.
Ikan wader adalah ikan air tawar berukuran kecil yang jamak dikonsumsi. Biasanya ikan wader menjadi menu primadona Di Rumah makan Bersama menu tradisional Jawa.
Ikan wader paling jamak digoreng kering Bersama tepung hingga menghasilkan sensasi kriuk renyah. Ada juga yang menyukai olahan tumisan wader hingga sambal wader.
Akan Tetapi Pendukung ikan wader bisa Dari Sebab Itu mendapati olahan menu ikan ini Lebih langka. Hal ini Yang Berhubungan Bersama populasinya yang menurun Di perairan.
Guru Besar Ilmu Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Ir Djumanto, mengatakan faktor pertama yang mempengaruhinya adalah Mutu air habitat ikan wader yang menurun.
“Ikan wader ini termasuk kelompok ikan Di keluarga siprinide/cyprinidae yang habitatnya Di perairan sungai atau perairan tawar. Ikan wader lebih suka Di perairan berpasir atau berkerikil yang relatif dangkal kurang Di satu meter,” ujar Djumanto Pada dihubungi detikJogja, Jumat (4/10/2024).
“Akan Tetapi, populasinya terancam punah Lantaran habitatnya banyak Memperoleh limbah buangan. Hal ini menyebabkan penurunan Mutu air. Misal limbah organik Rumah tangga seperti kapur, ini bisa menurunkan parameter kimia perairan,” ungkap dia.
Djumanto mengatakan, berdasarkan hasil pengamatannya Di komunitas ikan Di beberapa lokasi Menunjukkan adanya penurunan jumlah Penduduk Dunia ikan wader.
Bersama Detail, menurut Djumanto, penurunan Penduduk Dunia ikan wader tidak secara masif, Akan Tetapi gradual Di beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan Dari alih fungsi lahan serta pencemaran sungai Dari limbah Rumah tangga.
“Saya tidak Memperhatikan Penduduk Dunia ikan wader secara runtut waktu Di satu lokasi. Akan Tetapi Di hasil pengamatan komunitas ikan Di beberapa lokasi Menunjukkan adanya penurunan,” papar Djumanto.
Djumanto menambahkan, selain limbah, faktor penyebab penurunan Penduduk Dunia ikan wader adalah berkurangnya kadar oksigen Pada musim kemarau.
“Lalu Di musim kemarau ini hujan masih jarang dan oksigen masih sangat rendah. Itu bisa menyebabkan anoksia atau Kepuasan oksigen sangat berkurang,” kata dia.
“Oksigen berkurang dan banyak bahan organik ini menyebabkan kandungan amonia cukup tinggi, apalagi amonia ini beracun dan bisa mematikan organisme termasuk ikan,” jelas Djumanto.
Di Di Itu, Djumanto turut menyinggung soal penangkapan non selektif Bersama menggunakan alat-alat yang tidak ramah lingkungan. Hal ini bisa menyebabkan penurunan perkembangbiakan ikan wader.
“Penangkapan yang seringkali non selektif, Di Situasi Ini ada beberapa alat tangkap yang saya masih sering temui itu tidak ramah lingkungan. Saya tidak bisa jelaskan alat-alat apa yang digunakan. Tapi dia Menyita ikan-ikan Di ukuran kecil Ke besar dan ini menyebabkan berkurangnya induk-induk ikan,” kata Djumanto.
“Kalau induk berkurang maka pemijahan (berkembang biak) ikan Akansegera Merasakan penurunan,” tegas dia.
Ikan wader juga enak dijadikan pepes. Foto: Getty Images/iStockphoto/prasom99
|
Faktor terakhir yang menyebabkan penurunan Penduduk Dunia ikan wader adalah alih fungsi lahan. Lebih bertambahnya Penduduk Dunia manusia menyebabkan alih fungsi lahan seperti danau atau waduk menjadi pemukiman.
“Alih fungsi lahan seperti perubahan kolam menjadi bangunan yang menyebabkan volume air berkurang. Apalagi Di musim kemarau itu seringkali sungai-sungai Di Jawa kekeringan. Kalau air tidak ada bagaimana ikan bisa hidup?,” pungkas Djumanto.
Artikel ini sudah tayang Di detikjogja Bersama judul “Gawat! Ikan Wader Terancam Punah, Pakar UGM Ungkap Biang Keroknya“
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Ikan Wader yang Enak Digoreng Kering Terancam Punah Gegara Ini