Warga +62 ‘Kampiun’ Konsumsi Mikroplastik, Bisa Seperti Ini Bahayanya

Jakarta –

Mikroplastik, partikel plastik kecil berukuran kurang Untuk 5 milimeter, telah menyusup Di lautan, tanah, dan Malahan udara yang kita hirup. Di kehadirannya Di mana-mana, mikroplastik telah menjadi masalah yang Lebih memprihatinkan Pada lingkungan dan Kesejaganan manusia.

Studi Mutakhir menemukan bahwa Komunitas Indonesia mengonsumsi Disekitar 15 gram mikroplastik per bulan, lebih banyak dibandingkan Bangsa lain dan sebagian besar partikel plastik berasal Untuk sumber air seperti Hidangan laut. Jumlah tersebut merupakan peningkatan konsumsi mikroplastik harian sebesar 59 kali lipat Untuk tahun 1990 hingga 2018.

Sebagai perbandingan, asupan mikroplastik Untuk Hidangan Di AS diperkirakan Disekitar 2,4 gram per bulan, sedangkan yang terendah adalah Paraguay sebesar 0,85 gram.

“Penyerapan mikroplastik Di tingkat Bangsa merupakan indikator penting Untuk polusi plastik dan risiko Kesejaganan Komunitas,” kata Fengqi You, Profesor Roxanne E. dan Michael J. Zak Di bidang Metode Sistem Energi, yang menulis Eksperimen ini.

“Pemetaan Dunia yang komprehensif mendukung upaya mitigasi polusi lokal Melewati peningkatan pengendalian Standar air dan daur ulang limbah yang efektif,” sambungnya.

Studi yang dipublikasikan Di Environmental Science & Technology Di 24 April 2024, Di judul ‘Microplastic Human Dietary Uptake from 1990 to 2018 Grew across 109 Major Developing and Industrialized Countries but Can Be Halved by Plastic Debris Removal’ membandingkan jumlah konsumsi mikroplastik Untuk 109 Bangsa Di dunia.

Peneliti mengumpulkan data konsentrasi mikroplastik Di subkategori kelompok Hidangan utama seperti buah-buahan, sayuran, protein, biji-bijian, produk susu, minuman, gula, garam, dan rempah-rempah. Model tersebut juga menggunakan data yang merinci berapa banyak Hidangan yang dikonsumsi Di berbagai Bangsa. Misalnya, konsumsi garam Perabot per kapita Di Indonesia dan Amerika hampir sama, Akan Tetapi konsentrasi mikroplastik Untuk garam Perabot Di Indonesia 100 kali lebih tinggi.

Next: Dampak konsumsi mikroplastik