Mengandung Konsep Ketuhanan, Pancasila Ajarkan Sikap Toleran

Ketua Umum Pengurus Besar Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief. FOTO/IST

JAKARTA – Indonesia adalah salah satu Bangsa yang menganut Konsep ketuhanan Di Di konstitusinya. Hal ini ditunjukkan secara jelas Di sila pertama Pancasila . Bersama sama-sama meyakini Di Tuhan Yang Maha Esa, maka ada konsekuensi berupa sikap toleran kepada yang berbeda iman.

Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar KH Embay Mulya Syarief menjelaskan letak Konsep ketuhanan Di bingkai Pancasila. Menurutnya, semua manusia dilahirkan Di keadaan bertuhan atau Memperoleh keimanan Di Tuhan yang satu. Hal ini sejalan Bersama Indonesia yang berdasarkan Di Ketuhanan Yang Maha Esa, sesuai Pancasila dan UUD 1945.

Kiai Embay Mulya berpendapat konsekuensi logis Bersama sama-sama meyakini adanya Tuhan yang satu, berarti seseorang Berencana menghargai Kebugaran bangsa Indonesia yang sangat majemuk. Tidak hanya beragam agama, Kelompok Indonesia juga sangat berwarna corak suku dan budayanya.

“Bangsa kita ini berasal Bersama lebih 200 kerajaan, 700 bahasa Daerah, dan ribuan suku yang tersebar Di 17.000 pulau. Walaupun berbeda agama, adat, Kearifan Lokal Dunia, dan berbeda karakter, tapi tetap bisa bersatu Sebab kita Memperoleh kesepakatan kebangsaan yang bernama Pancasila. Hal ini yang akhirnya disepakati menjadi dasar Bangsa Indonesia,” kata Kiai Embay Di keterangan tertulis, Kamis (6/6/2024).

Selain mengulas tentang beragamnya Kearifan Lokal Dunia Indonesia yang patut dilestarikan dan dijaga, Kiai Embay juga berharap agar perbedaan yang dimiliki Bumi Nusantara tidak malah menjadi potensi perpecahan. Keimanan Pada Tuhan Yang Maha Esa seyogyanya bisa menjadi platform Untuk berpikir dan Membahas bersama, tak terkecuali Untuk umat Islam.

Ulama kharismatik asal Banten ini beranggapan bahwa umat Islam sebagai mayoritas Di Indonesia seharusnya mampu menjadi jembatan yang menghubungkan perbedaan yang ada. Menurutnya, Islam adalah agama yang mengajarkan Kedamaian kepada pemeluknya, seperti yang dicontohkan Bersama Nabi Muhammad.

“Bangsa Indonesia yang mayoritasnya adalah beragama Islam, tentu harus bisa menjadi perekat antar golongan, Sebab sejatinya Islam adalah Agama yg mengajarkan toleransi. Hal ini pun telah dicontohkan Bersama Rasulullah Melewati Piagam Madinah yang mempersaudarakan pendatang Bersama penduduk asli (Muhajirin dan Anshar), orang Arab Bersama non-Arab, serta muslim Bersama non-muslim,” kata Kiai Embay.

Menurutnya, keragaman Indonesia merupakan rahmat Tuhan yang harus disikapi Bersama penuh rasa syukur. Tidak banyak Bangsa Di dunia yang berhasil menaungi kemajemukan suku dan bangsa seperti Indonesia Bersama ideologi Pancasila. “Karenanya kita patut bersyukur Bersama harus terus merawat kebhinekaan yang merupakan takdir Bersama Allah SWT,” tuturnya.

Kiai Embay mengungkapkan, sebagai orang yang beriman dan bertakwa, sudah sepantasnya menyebarkan salam kepada sesama manusia. Sejatinya, salam adalah doa yang isinya mengharapkan kebaikan Untuk yang menerimanya.

“Salam adalah doa yang terjemahannya adalah ‘semoga keselamatan Untuk kita semua, dan semoga Allah merahmati serta memberkahi kita,” katanya.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Mengandung Konsep Ketuhanan, Pancasila Ajarkan Sikap Toleran