Bisnis  

Ngeri! 1.000 Lebih Perusahaan Ke Jepang Bangkrut Di Sekejap

Biaya hidup membengkak hingga melemahnya Kurs Mata Uang yen Pada Usd AS menjadi penyebab ribuan perusahaan Ke Jepang Merasakan kebangkrutan. FOTO/Contribune

JAKARTA – Biaya hidup membengkak dan pelemahan yen serta berakhirnya insentif Wabah Dunia Covid-19 menjadi penyebab tingginya jumlah kebangkrutan perusahaan Ke Jepang. Tercatat sebanyak 1.009 perusahaan bangkrut Ke Mei 2024 melonjak 42,9% Di sebulan.

Lonjakan tersebut terjadi pertama kalinya Di satu dekade Sebelum Juli 2013. Tokyo Shoko Research melaporkan kebangkrutan Meresahkan Di tahun Di tahun Ke seluruh industri disebabkan harga yang sangat tinggi. Total utang perusahaan yang bangkrut Ke bulan Mei mencapai 136,7 miliar yen atau USD870 juta.

Melansir The Asahi Shimbun, jumlah perusahaan yang bangkrut Meresahkan Di tahun Di tahun berjumlah 10 industri termasuk sektor jasa dan konstruksi kecuali industri ritel dan Komunikasi mencatat jumlah bulanan tertinggi Ke bulan Mei.

Kebangkrutan yang disebabkan lonjakan harga tertinggi Sebelum Wabah Dunia Covid-19. Pelemahan yen Merangsang kenaikan biaya Produk Impor seperti bahan baku dan pasokan energi Agar Memberi tekanan Ke keuntungan perusahaan-perusahaan kecil dan menengah. Industri konstruksi dan Produksi juga terdampak paling siginfikan.

Pinjaman bebas bunga tidak memerlukan agunan sebagai langkah Pemberian Untuk mereka yang terkena dampak. Tokyo Shoko Research menyalahkan ekonomi yang memburuk akibat lonjakan harga dan melemahnya yen menjadi penyebab utama kebangkrutan. Pelemahan yen Memberi tekanan Ke Usaha perusahaan dan diproyeksikan belum Berencana berakhir kesengsaraan tersebut.

“Sangat Mungkin Saja jumlah kebangkrutan Berencana terus Meresahkan,” jelas perusahaan Studi ini.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Ngeri! 1.000 Lebih Perusahaan Ke Jepang Bangkrut Di Sekejap