Benarkah Orang yang Pernah Terkena DBD Tak Berencana Terpapar Lagi?

Peristiwa Pidana demam berdarah dengue atau DBD Hingga Indonesia hingga pertengahan 2024 Meresahkan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Foto Ilustrasi/Dok SINDOnews

JAKARTA – Peristiwa Pidana demam berdarah dengue atau DBD Hingga Indonesia hingga pertengahan 2024 Meresahkan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kementerian Kesejajaran mencatat, hingga minggu Hingga-23 tahun 2024, terdapat 131.501 Peristiwa Pidana DBD Didalam kematian sebanyak 799 Peristiwa Pidana.

Angka Peristiwa Pidana kejadian tersebut lebih tinggi Untuk kumulatif Peristiwa Pidana DBD Hingga tahun 2023 yaitu 114.720 Peristiwa Pidana, dan mendekati total Peristiwa Pidana kematian sepanjang tahun 2023 yaitu 894 Peristiwa Pidana.

Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), memaparkan bahwa dengue atau yang sering disebut sebagai DBD merupakan Gangguan yang dapat menjangkit siapa saja tanpa memandang usia, Hingga mana mereka tinggal, maupun Cara Hidup.

“Hingga Bangsa atau Area Didalam tingkat penularan DBD yang tinggi, anak-anak dan orang dewasa muda cenderung menjadi yang paling terkena dampaknya, Didalam angka kematian lebih tinggi Ke anak-anak,” ujar dr Sri Rezeki Untuk Kegiatan Indonesia Dengue Summit yang digelar Ikatan Praktisi Medis Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta (IDAI JAYA) dan PT Takeda Innovative Medicines Hingga Jakarta, Mutakhir-Mutakhir ini.

Praktisi Medis Sri Rezeki menyayangkan hingga Pada ini masih banyak terjadi miskonsepsi tentang DBD Hingga Di Komunitas. Mereka menganggap Gangguan DBD tidak berbahaya.

Di Itu tidak sedikit juga Komunitas yang berpikir ketika sudah pernah terkena DBD, maka mereka aman dan menjadi kebal. Hal tersebut dibantah Didalam dr. Sri.

“Padahal, tidak begitu. Komunitas perlu memahami bahwa Patogen dengue terdiri Untuk empat serotipe. Hingga mana apabila seseorang telah terjangkit satu serotipe, mereka masih bisa terjangkit serotipe yang lain, dan Infeksi yang kedua dan seterusnya Berpotensi Sebagai lebih parah. Malahan bisa menyebabkan kematian,” papar dr. Sri.

Sebagai itu, lanjut dr. Sri, perlu adanya tindakan Upaya Mencegah yang terintegrasi guna melawan DBD, seperti Melewati pengendalian vektor.

“Di Itu, kita juga perlu Sebagai mencegah Infeksi dan melakukan upaya Sebagai Mengurangi keparahan Gangguan apabila sampai terjangkit,” jelasnya.

Salah satu Pembaharuan yang Pada ini direkomendasikan Didalam beberapa organisasi profesi Hingga Indonesia, baik Didalam IDAI, PAPDI, maupun PERDOKI, adalah Melewati Langkah Imunisasi. Untuk tatalaksana DBD yang diterbitkan UKK Infeksi dan Gangguan Tropis IDAI tahun 2023 juga disebutkan bahwa pasien Setelahnya terinfeksi dan rawat inap akibat dengue dapat diberikan Imunisasi 1-3 bulan Setelahnya Itu.

“Didalam Memperbaiki kekebalan Komunitas, Berencana sangat membantu menurunkan tingkat keparahan serta risiko kematian akibat DBD,” pungkasnya.

(tsa)

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Benarkah Orang yang Pernah Terkena DBD Tak Berencana Terpapar Lagi?