KKP mengimbau pelaku usaha perikanan tangkap Ke Daerah Timur Indonesia Sebagai memperhatikan keberadaan fasilitas komunikasi bawah laut. Foto/istimewa
Hal itu terungkap Pada sosialisasi Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) khususnya rute Merauke-Timika yang sering Merasakan gangguan, Hingga pemangku kepentingan perikanan tangkap Ke Bali, Senin (24/6/2024).
Kabel laut sejauh 8.800 kilometer itu menjadi tulang punggung infrastruktur komunikasi Sebagai Daerah Papua. Dari akhir 2017 sudah Merasakan tujuh kali kerusakan dan intensitasnya Meresahkan Untuk dua tahun Hingga Di, khususnya kabel Ke Daerah Merauke yang diduga akibat Kegiatan perikanan tangkap.
“Ini satu-satunya backbone yang berfungsi optimal sebagai tulang punggung komunikasi Kelompok Ke Papua. Lantaran itulah terbit surat edaran Untuk Ditjen Perikanan Tangkap yang meminta para pelaku usaha perikanan tangkap yang memanfaatkan ruang laut Timika dan Merauke Sebagai memperhatikan rute kabel laut ini,” ungkap Asisten Khusus Pembantu Presiden Pembantu Presiden Kelautan dan Perikanan Bidang Media dan Komunikasi Publik Doni Ismanto usai Peristiwa sosialisasi.
Melewati surat edaran itu, kata dia, diharapkan para syahbandar Ke pelabuhan perikanan menyampaikan informasi adanya SKKL SMPCS dan pelaku usaha subsektor penangkapan ikan, pelaku usaha subsektor pengangkutan ikan Sebagai tidak melakukan Kegiatan penangkapan ikan Ke alur SKKL SMPCS, khususnya Ke koridor Merauke-Timika, serta tidak menurunkan jangkar kapal Ke area dimaksud.
“Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, Dinas Perikanan Kabupaten/Kota, Syahbandar Ke Pelabuhan Perikanan sebagai garda terdepan, saya harapkan dapat menyosialisasikan Surat Edaran tentang informasi alur kabel laut SMPCS tersebut, khususnya kepada pelaku usaha subsektor penangkapan ikan dan pelaku usaha subsektor pengangkutan ikan,” katanya.
Menurutnya, Sebagai Daerah Papua, hanya Telkom operator yang menembus hingga Daerah pegunungan. Akses Duniamaya yang terganggu tentu berdampak Ke berbagai sektor, termasuk Belajar, Kesejaganan, perdagangan, dan pemerintahan. Misalnya, Kegiatan belajar-mengajar terganggu, layanan Kesejaganan telemedicine terhenti, transaksi Usaha dan perbankan tertunda, serta pelayanan publik menjadi lambat.
Prediksi kerugian ekonomi akibat putusnya komunikasi ini bisa mencapai jutaan Usd. “KKP coba mengidentifikasi solusi Untuk semua pihak yang memanfaatkan ruang laut agar semua kepentingan terakomodasi sesuai prinsip ekonomi biru,” katanya.
Direktur Kepelabuhan Perikanan Ditjen Perikanan Tangkap KKP, Tri Aris Wibowo menambahkan pihaknya Berencana melibatkan syahbandar Sebagai Memberi informasi Pada kapal-kapal perikanan yang Berencana Menahan Ke Daerah perairan Merauke, Papua Selatan.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: KKP Imbau Pelaku Usaha Perikanan Tangkap Perhatikan Keberadaan Kabel Bawah Laut