Bacaan SOIFO 2024 diluncurkan Di side event Untuk bentuk talkshow Di pertemuan COFO FAO Hingga-27 Hingga markas besar FAO, Roma, Italia, Selasa (23/7/2024). Foto/Dok. SINDOnews
SOIFO 2024 diluncurkan Di side event Untuk bentuk talkshow Bersama tema Advancing Forest Sustainability and Climate Resilience Through Enhanced Forest Monitoring Systems Di pertemuan Federasi Kehutanan Badan Ketahanan Pangan Dunia (COFO FAO) Hingga-27 Hingga markas besar FAO, Roma, Italia, Selasa (23/7/2024).
Pembantu Pemimpin Negara Siti menjelaskan tentang Sistem Monitoring Hutan Nasional (Simontana) sebagai platform Bagi mendukung pencapaian pengelolaan hutan lestari dan ketahanan iklim. Juga Meningkatkan kolaborasi internasional.
”Sebuah platform pemantauan terintegrasi yang menampilkan Keahlian penginderaan jarak jauh dan terestrial, Simontana menyediakan data penting yang mencakup sumber daya hutan, jenis tutupan, Prediksi volume, laju Kemajuan, penilaian hutan nasional, dan status keanekaragaman hayati Hingga Untuk kawasan hutan,” katanya.
Siti menambahkan Simontana berfungsi sebagai tempat penyimpanan data tutupan hutan nasional yang sangat penting Bagi Pendesainan kehutanan dan strategi mitigasi iklim. ”Aksebilitas data realtime ini membekali seluruh pemangku kepentingan Bersama wawasan yang diperlukan Bagi perumusan Keputusan dan pengambilan keputusan secara tepat waktu. Khususnya Untuk upaya Indonesia mencapai target FOLU Net Sink 2030,” ujarnya.
Wakil Direktur Jenderal FAO Maria Helena Semedo yang hadir sebagai pembicara mengapresiasi keberadaan Simontana. ”FAO menghargai Pembaharuan yang dilakukan Indonesia Bagi menjaga hutan, dan FAO selalu siap Bagi Menyediakan Dukungan kepada Indonesia,” katanya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo yang juga menjadi pembicara menjelaskan data Simontana menjadi panduan Bagi perusahaan Perizinan Melakukanlangkah-Langkah Pemanfaatan Hutan (PBPH) Bagi melaksanakan Karya Hingga lapangan dan mendukung pencapaian target Indonesia’s Folu Net Sink 2030. ”Simontana menjadi basis Pendesainan kehutanan, inventarisasi gambut, pemantauan penanaman dan produksi, pemantauan perlindungan hutan dan Protes mitigasi,” jelasnya.
Indroyono melanjutkan Pada Pendesainan kehutanan, digunakan data citra satelit resolusi tinggi, dan dilakukan pengecekan Hingga lapangan Bagi memastikan akurasi dan validitasnya. Hasilnya Setelahnya Itu dipetakan dan didigitalisasi.
Indroyono juga menuturkan, banyak PBPH yang memanfaatkan Keahlian seperti Lidar agar inventarisasi gambut makin akurat, Bagi memperoleh peta topografi dan sebaran gambut. Bersama Detail Indroyono mengatakan, pemanfaatan Keahlian citra satelit dan drone juga digunakan Bagi Meninjau pemanenan dan penanaman. Hal ini memudahkan KLHK Menimbang kinerja PBPH dan penetapan Protes mitigasi yang sesuai Bersama Situasi tapak.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Peluncuran SOIFO 2024, Platform Simontana Pantau Hutan Indonesia secara Akurat