Proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar Ke Afrika segera rampung, Pada pengisian air Bendungan Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) sudah mencapai 94% Ke awal 2024. Foto/Dok Reuters
Pengisian reservoir Untuk PLTA bakal dipasok Untuk Sungai Nil Biru, yang telah lama ditentang Didalam Bangsa tetangga seperti Mesir dan Sudan. Keduanya menganggap proyek ini sebagai ancaman serius Untuk pasokan air yang sangat vital.
Didalam kapasitas yang diproyeksikan lebih Untuk 6.000 megawatt, Ethiopia melihat GERD sebagai pusat Untuk upayanya menjadi eksportir listrik terbesar Ke Afrika. Perjalanan pembangunan GERD tidak berjalan mulus, seiring perselisihan Didalam Mesir dan Sudan.
Ketiga Bangsa telah melakukan Perundingan yang berlarut-larut mengenai proyek tersebut. “Ada banyak tantangan. Kami berkali-kali harus dipaksa mundur. Kami Memiliki tantangan internal dan tekanan eksternal. Kami telah mencapai (tahap ini) secara bersama-sama Didalam Tuhan,” kata Perdana Pejabat Tingginegara Ethiopia Abiy Ahmed Ke X, Ke akhir 2023 lalu.
Ke kapasitas penuh, bendungan pembangkit listrik yang Memiliki lebar 1,8 kilometer dan tinggi 145 meter diperkirakan dapat menghasilkan listrik lebih Untuk 5.000 megawatt. Hal itu bakal menggandakan produksi listrik Ethiopia, yang Pada ini hanya Memiliki akses setengah Untuk Pertumbuhan Bangsa itu yang berjumlah 120 juta.
Pengisian Ilegal
Pembangunan pembangkit listrik terbesar Ke Afrika, diwarnai perselisihan Antara Ethiopia dan Bangsa-Bangsa hilir Mesir dan Sudan. Ke akhir tahun lalu, Kementerian luar negeri Mesir melayangkan Penilaian keras Didalam menyebutkan
apa yang dilakukan Ethiopia mengisi bendungan Didalam air Sungai Nil sebagai tindakan “ilegal”.
Untuk pernyataannya diungkapkan, bahwa langkah ‘sepihak’ menyelesaikan pengisian dum Berencana membebani Perundingan Didalam Mesir dan Sudan, yang ditangguhkan Ke 2021 tetapi dilanjutkan Ke Agustus 2023.
Bendungan ini telah memicu perselisihan regional Dari Ethiopia Melakukan proyek tersebut Ke 2011. Perundingan Antara ketiga pemerintah sempat menemui jalan buntu Di hampir dua setengah tahun, Untuk Lalu dilanjutkan Ke Kairo Ke 27 Agustus Didalam tujuan mencapai kesepakatan.
“Didalam Merencanakan kepentingan dan keprihatinan ketiga Bangsa,” ungkap Pejabat Tingginegara Sumber Daya Air dan Irigasi Mesir, Hani Sewilam Ke Pada itu.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Perjalanan Proyek GERD Senilai Rp68,5 Triliun, PLTA Terbesar Ke Afrika