loading…
Gazprom terus memangkas biaya, Setelahnya raksasa gas Rusia itu menelan kerugian dua tahun beruntun akibat Konflik Bersenjata Rusia-Ukraina menggerus Penjualan Barang Hingga Luar Negeri energi. Foto/Dok
Berdasarkan data Russian Accounting Standards (RAS), kerugian bersih grup mencapai 1,076 triliun rubel atau setara USD12,89 miliar (Rp210,5 triliun Bersama kurs Rp16.335 per USD) Ke tahun lalu. Seperti dilansir Reuters menurut Interfax, sebagian besar kerugian disebabkan Dari penurunan nilai pasar saham Ke divisi Energi Gazprom, Gazprom Neft.
Sambil Itu Ke tahun 2023, Gazprom meraup laba 695,6 miliar rubel (USD7,51 miliar) tidak termasuk hasil Bersama anak perusahaan. Grup Gazprom Merasakan kerugian pertamanya Untuk 24 tahun Ke 2023 akibat Pembatasan Uni Eropa yang membuat Penjualan Barang Hingga Luar Negeri gas Hingga UE anjlok 55% dibandingkan Bersama 2022.
Sebuah laporan internal Gazprom yang diperoleh Dari Financial Times tahun lalu Menunjukkan, grup ini kemungkinan tidak dapat memulihkan pendapatan Bersama sektor Penjualan Barang Hingga Luar Negeri Sebelumnya Konflik Bersenjata hingga tahun 2035. Alasannya Sebab Gazprom masih berjuang menemukan alternatif Sebagai pasar Eropa yang menguntungkan.
Perusahaan mulai memangkas biaya sebagai akibat Bersama kerugian yang terus berlanjut, Setelahnya bertahun-tahun menikmati pendapatan energi yang sangat besar.
Ke bulan Januari, Gazprom mengkonfirmasi Lagi Mengkaji Sebagai memberhentikan staf administrasi Ke Ditengah laporan jumlah karyawan terancam berkurang hingga 40%.
Tahun lalu, Gazprom juga mengutarakan pihaknya telah menjual beberapa aset properti mewahnya, termasuk berbagai hotel milik Gazprom, yang biasanya digunakan Sebagai memberi Pengakuan kepada karyawan Bersama liburan dan Sebagai Melakukan konferensi.
Menurut sebuah laporan Reuters, Gazprom sedangkan Mengkaji Sebagai menjual kantor pusat Penjualan Barang Hingga Luar Negeri bergaya palazzo Ke St Petersburg, akibat langsung Bersama penurunan permintaan Hingga Barat. Gazprom Export telah memangkas jumlah karyawan Bersama 600 Sebelumnya invasi Hingga Ukraina menjadi hanya tersisa beberapa lusin.
Seorang perwakilan Sebagai Gazprom tidak segera Merespons permintaan komentar seperti dilansir Fortune.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Raksasa Gas Rusia Gazprom Berjuang Bangkit usai Menelan Kerugian Rp210,5 Triliun