Sleman –
Jembatan Plunyon Kalikuning Lebih populer Di kalangan wisatawan Setelahnya muncul sebagai latar ikonik Untuk Sinema “KKN Desa Penari”. Jembatan itu Memiliki sejarah panjang dan berperan penting Untuk irigasi lokal hingga Lalu menjadi destinasi wisata.
“Plunyon Kalikuning dibangun Sebagai irigasi Disekitar tahun 1982-1983,” kata Sarjiman, pengelola Plunyon Kalikuning Di ditemui detikTravel.
Dulu, jembatan ini dibuat Dari warga setempat, bukan Dari Belanda seperti yang banyak orang kira. Fungsi utamanya adalah Sebagai mengalirkan air Hingga sawah-sawah dan ternak Di Lokasi sekitarnya.
Plunyon sendiri diambil Didalam kata lunyu, yang Untuk bahasa Jawa berarti licin. Hal tersebut disebabkan batu Di situ sangat licin. Tetapi, letusan Gunung Merapi tahun 2010 yang dahsyat telah mengubah wajah Plunyon Kalikuning.
“Dulu, batu Di sini sangat licin, tetapi Setelahnya erupsi, semuanya tertutup pasir Supaya berubah bentuk. Warna air Di Kali Kuning pun berubah, Didalam kuning keruh menjadi lebih jernih Setelahnya tertutup batu dan pasir,” kata Sarjiman.
Di Itu, letusan juga merusak beberapa Pada jembatan, termasuk pagar besinya yang akhirnya diperbaiki Di tahun 2018.
Sebelum tahun 2016, Plunyon Kalikuning mulai dikelola Dari Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) dan pengunjung dikenakan tiket masuk.
“Kami mulai memungut tiket Didalam tahun 2016. Tiket ini membantu Untuk pemeliharaan dan pengelolaan tempat ini, termasuk perbaikan fasilitas dan kebersihan area,” ujarnya.
Di ini, irigasi masih berjalan dan airnya juga dimanfaatkan Dari PDAM Sebagai kebutuhan Komunitas Sleman dan Yogyakarta Melewati pipa-pipa besar.
Sinema “KKN Desa Penari” yang Memutuskan lokasi syuting Di Plunyon Kalikuning telah Menyediakan dampak signifikan Di jumlah pengunjung. Proses syuting itu memerlukan izin khusus sebesar Rp 10 juta dan persiapan yang memakan waktu lima hari, Didalam syuting dilakukan Di satu hari satu malam.
“Sebelumnya dipakai syuting, tempat ini tidak seramai sekarang,” ujar Sarjiman.
Seiring Didalam peningkatan jumlah pengunjung, beberapa masalah juga mulai muncul, termasuk kerawanan longsor dan Kemakmuran taman yang mulai lapuk.
“Tamannya sudah lapuk dan ini sudah kami laporkan tetapi belum ada respon. Sudah setahunan,” ujar Sarjiman.
Plunyon Kalikuning menyuguhkan pemandangan indah Gunung Merapi yang paling jelas terlihat Di pagi hari Disekitar pukul 07.00. Didalam pengelolaan yang baik dan perhatian Di keselamatan, diharapkan Plunyon Kalikuning dapat terus menjadi destinasi wisata yang Menarik Perhatian Untuk pengunjung sambil tetap mempertahankan fungsi irigasinya yang vital Untuk Komunitas Disekitar.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Sejarah Jembatan Plunyon Kalikuning, Jembatan Ikonik Di Sinema KKN Desa Penari