Takeda Dukung Peringatan Hari Dengue Organisasiregional 2024 Untuk Indonesia Bebas Kematian Akibat DBD 2030

PT Takeda Innovative Medicines Memutuskan momentum peringatan Hari Dengue Organisasiregional (Organisasiregional Dengue Day/ADD) 2024 Untuk memperkuat komitmen Di Upaya Mencegah DBD. Foto/Medical Xpress

JAKARTA – Ke Ditengah lonjakan Peristiwa Pidana dengue/DBD Ke Indonesia beberapa waktu terakhir, PT Takeda Innovative Medicines Memutuskan momentum peringatan Hari Dengue Organisasiregional (Organisasiregional Dengue Day/ADD) 2024 Untuk memperkuat komitmen Di Upaya Mencegah DBD, Melewati pemberian Pemberian kepada Kementerian Kesejaganan Di pelaksanaan serangkaian kegiatan peringatan ADD 2024. ADD diperingati Ke tanggal 15 Juni setiap tahunnya Untuk Meningkatkan kesadaran serta pemahaman Komunitas Di bahaya DBD.

Andreas Gutknecht, Pemimpin Negara Direktur PT Takeda Innovative Medicines, mengungkapkan bahwa DBD merupakan ancaman yang Akansegera ada terus-menerus, terlepas Di musim penghujan atau bukan. “Semua orang bisa terkena DBD tanpa memandang usia, Ke mana mereka tinggal, Justru Cara Hidup. Kami berkomitmen Untuk memerangi DBD Melewati Upaya Mencegah inovatif kami Bersama memastikan ketersediaan akses Untuk seluruh Komunitas Ke Indonesia. Ke Di Itu, menjalin kemitraan yang kuat bersama-sama Bersama pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya Untuk mencapai tujuan bersama ‘nol kematian akibat DBD Ke tahun 2030’. Untuk itu, kami berterima kasih kepada Kementerian Kesejaganan atas kemitraan yang berkelanjutan Di perjuangan ini.”

Berdasarkan data Kementerian Kesejaganan RI sampai Bersama 5 Mei 2024, terdapat 91.269 Peristiwa Pidana DBD Ke Indonesia Bersama kematian sebanyak 641 Peristiwa Pidana. Angka ini naik tiga kali lipat Di periode yang sama Ke tahun 2023 yaitu 28.579 Peristiwa Pidana Bersama kematian sebanyak 209.

dr. Imran Pambudi, MPPH, Direktur Upaya Mencegah dan Pengendalian Gangguan Menyebar, Direktorat Jenderal P2P, Kementerian Kesejaganan RI, menyampaikan apresiasi kepada PT Takeda Innovative Medicines sebagai mitra Di memerangi DBD Ke Indonesia. “Menangani Penyakit endemik seperti DBD memerlukan sinergi yang kuat antar pemerintah, sektor swasta, industri, dan Komunitas. Sejalan Bersama tema yang digalakkan Dari pemerintah Untuk peringatan Hari Dengue Organisasiregional tahun ini, yaitu ‘Bersama Lawan Dengue’, kami sangat terbuka Untuk dapat bekerja sama Bersama berbagai pihak Ke Indonesia Untuk memberantas DBD.”

dr. Imran menambahkan, “Berbagai berbagai upaya telah kita lakukan bersama, mulai Di penerapan Gerakan 3M Plus yang berkesinambungan, yang sudah kita lakukan Di lebih Di satu dekade; Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), yang telah terbukti membantu menekan Peristiwa Pidana DBD Ke banyak Area; serta Ilmu Pengetahuan nyamuk ber-Wolbachia yang telah kami implementasikan beberapa waktu lalu. Akan Tetapi demikian, Peristiwa Pidana dengue yang Menimbulkan Kekhawatiran sangat signifikan Ke awal tahun ini, menjadi alarm Untuk kita semua Untuk dapat mencari solusi inovatif yang dapat melengkapi upaya-upaya tersebut. Salah satu yang Lagi dipertimbangkan adalah Bersama mengenalkan Imunisasi, khususnya Ke Area-Area Bersama intensitas DBD tinggi.”

Lebih jauh Andreas menyampaikan, “Kami memahami beban yang ditimbulkan Dari Penyakit DBD begitu besar, baik secara Keuangan, maupun non-Keuangan. Untuk seorang individu dan keluarga, DBD Meningkatkan kekhawatiran. Apalagi Penyakit ini mengancam jiwa dan sampai Pada ini masih belum ada Terapi khusus Untuk mengobatinya. Tidak Cuma Itu, biaya Perawatan Untuk DBD juga tidak sedikit, dan biasanya memerlukan waktu 7-14 hari Untuk Penanganan dan Penyembuhan, Supaya dapat menyebabkan seseorang kehilangan produktivitasnya. Hal ini turut berdampak Ke industri atau perusahaan yang juga Akansegera Merasakan penurunan produktivitas dan peningkatan beban biaya yang cukup tinggi.” Menurut Andreas, perlindungan diri yang komprehesif menjadi penting Untuk dapat terhindar Di beban Penyakit tersebut. “Untuk itu, kami mengajak seluruh lapisan Komunitas Untuk Memutuskan langkah proaktif Bersama menerapkan gerakan 3M Plus secara konsisten dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang intervensi inovatif Upaya Mencegah salah satunya Melewati Imunisasi. Mari Bersama-sama kita ciptakan lingkungan yang aman Di DBD Untuk diri sendiri, anak-anak kita, keluarga kita, dan Bangsa kita,” tutup Andreas.

Ditemui secara terpisah, Prof. dr. Jarir At Thobari, D.Pharm., Ph.D, profesor Di bidang farmakoepidemiologi Di Universitas Gadjah Mada, menjelaskan, “Penanganan endemik Penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD) Ke Indonesia Melewati strategi Imunisasi dapat Memberi dampak signifikan Di menekan jumlah Peristiwa Pidana dan Mengurangi beban biaya Kesejaganan.

Hasil kajian efektivitas biaya yang kami lakukan Terbaru-Terbaru ini Menunjukkan bahwa Imunisasi DBD tidak hanya menghemat biaya Di perspektif pelayanan Kesejaganan dan Komunitas, tetapi juga Memberi manfaat Kesejaganan yang substansial Bersama Mengurangi jumlah Peristiwa Pidana DBD dan rawat inap. Temuan ini sejalan Bersama rekomendasi terbaru Di WHO yang mendukung penggunaan Imunisasi sebagai Dibagian Di Langkah Kesejaganan publik. Implementasi Langkah Imunisasi DBD Ke Indonesia diharapkan dapat Meningkatkan Mutu hidup Komunitas dan Mengurangi beban ekonomi akibat Penyakit ini.”

Di rangka memperingati ADD tahun 2024, Kementerian Kesejaganan Mengadakan serangkaian kegiatan seperti media dan blogger gathering yang dilakukan Ke tanggal 13 Juni 2024 Ke Jakarta, serta seminar awam Ke tanggal 27 Juni 2024 Ke Batam.

(dra)

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Takeda Dukung Peringatan Hari Dengue Organisasiregional 2024 Untuk Indonesia Bebas Kematian Akibat DBD 2030