Jakarta, CNN Indonesia —
Peta jalan industri Produsen Kendaraan memproduksi 400 ribu unit Kendaraan Pribadi Bertenaga Listrik Ke 2025 yang dirancang Kementerian Perindustrian (Kemenperin) diproyeksi sulit tercapai. Pasar Kendaraan Pribadi Bertenaga Listrik yang belum berkembang, Justru masih lebih kecil ketimbang Kendaraan Pribadi hybrid, dirasa menjadi penyebab utamanya.
“Yang Terkait Didalam road map, itu paling awal 2025 memang Hingga roda empat ingin kita targetkan 400 ribu unit, ini cukup menantang kalau kita lihat perkembangannya,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Putu Juli Ardika Hingga GIIAS 2024, ICE BSD, pekan lalu.
Kemenperin Sebelumnya telah menetapkan Kendaraan Pribadi Bertenaga Listrik berdasarkan Peraturan Pembantu Pemimpin Negara Perindustrian Nomor 6 Tahun 2022. Menurut peta jalan itu produksi Kendaraan Pribadi Bertenaga Listrik ditetapkan 400 ribu unit Ke 2025 lalu naik menjadi 600 ribu unit Ke 2030 dan 1 juta unit Ke 2035.
Putu mengatakan pemerintah bukan berarti berhenti mengupayakan target tersebut kejadian sebab peta jalan ini dirancang bukan hanya menjadi target produsen, melainkan juga kepada pemerintah.
“Kami masih Melakukanupaya, kita bukan bangsa yang lembek, tapi kami mengupayakan yang terbagus Untuk mencapai target-target itu. Ini target Untuk kami juga,” kata Putu.
Didalam Detail Putu menjelaskan target utama pemerintah sebetulnya penurunan emisi Supaya berdampak positif Di lingkungan.
Menurut Putu hal ini bisa terealisasi tidak hanya Lewat Kendaraan Pribadi Bertenaga Listrik berbasis baterai tetapi juga kendaraan elektrifikasi lain seperti hybrid hingga plug in hybrid.
“Kalau Kemenperin memang ultimate-nya adalah penurunan emisi karbon dan efisiensi bahan bakar itu dua hal sejalan. Didalam Sebab Itu tidak hanya kendaraan baterai electric vehicle yang pakai baterai, PHEV HEV itu juga pakai baterai, listriknya itu Di luar kendaraan,” ucapnya.
Berbeda Di Kendaraan Pribadi Bertenaga Listrik, pasar Kendaraan Pribadi hybrid Hingga Indonesia memang jauh lebih berkembang. Justru hal tersebut bisa dicapai tanpa Pemberian insentif baik fiskal maupun non fiskal Di pemerintah.
Berkaca Ke data Gaikindo 2023, penjualan Kendaraan Pribadi hybrid mencapai 54.179 unit. Data itu hanya meliputi model hybrid electric vehicle (HEV), belum termasuk plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) sebanyak 128 unit.
Bila dibanding 2022, penjualan Kendaraan Pribadi hybrid 2023 tumbuh 523 persen atau naik lima kali lipat.
Sambil Itu penjualan Kendaraan Pribadi Bertenaga Listrik murni hanya berjumlah 17.051 unit. Kenaikan dibanding 2022 nyaris 40 persen, lebih kecil Di Kendaraan Pribadi hybrid.
(ryh/fea)
Artikel ini disadur –> Cnnindonesia News: Target Produksi Kendaraan Pribadi Bertenaga Listrik 400 ribu unit 2025 Hingga RI Sulit Tercapai